Wednesday, September 19, 2012

SEKILAS TENTANG CINTA


Peradaban barat yang sekarang menguasai dunia-beridiri di atas pemikiran bahwa cinta merupakan hal termudah yang ada di dunia. Peradaban ini telah berbicara tentang fenomena Falling In LOve (jatuh cinta) dengan mengatakan bahwa cinta itu bisa terjadi karena faktor kebetulan dan sejumlah faktor lainnya. Seseorang dapat terjatuh dalam lembah cinta secara kebetulan, sebagaimana dia dapat terjatuh ke dalam sebuah lubang yang berada di tengah jalan. Dengan kata lain, Anda tidak perlu berusaha untuk memperoleh cinta, karena Anda akan jatuh dengan sendirinya ke dalam lembah cinta itu.
Karena sifatnya yang materialistis, maka peradaban barat ini pun mengaitkan antara cinta dan seks. Ia menganggap aktivitas bercinta (making love) sebagai hubungan seksual. Menurutnya, cinta hanyalah perasaan sesaat yang muncul karena sejumlah faktor biologis yang tidak jelas dan sulit dihindari, di mana pada saat itu tidak ada yang dapat dilakukan oleh seseorang kecuali harus terjatuh ke dalam “lembah” cinta. PEmahaman keliru inilah yang bertanggung jawab atas kesengsaraan yang dialami seseorang.
Kebutuhan terhadap cinta lebih dari sekedar kebutuhan terhadap kenikmatan sesaat dan kepuasan temporer. Cinta kepada seseorang karena dorongan seks belaka, akan segera berakhir setelah hasrat seksual kepadanya tersalurkan. Ini merupakan satu hal yang sangat bertentangan dengan makna cinta yang sesungguhnya.
Cinta merupakan satu-satunya solusi yang ada di hadapan manusia yang dapat mengeluarkannya dari penjara diri sendiri menuju luasnya alam semesta dan lingkungan orang-orang lain. Tanpa cinta, kehidupan ini akan berubah menjadi seperti tahanan dan tempat pengasingan yang menyakitkan. Kesadaran manusia akan kebutuhannya terhadap rasa cinta kepada orang lain, kemampuan untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan yang indah serta komunikasinya dengan segala sesuatu, termasuk manusia, merupakan sesuatu yang dapat melahirkan kemampuan dalam dirinya untuk bercinta dan mencintai. Tanpa kesadaran dan pemahamannya terhadap nilai cinta ini, manusia tidaklah jauh berbeda dengan binatang.
Cinta bukanlah perasaan sesaat atau kepuasan temporer. Perasaan sesaat ini telah dianggap oleh sebagian orang sebagai cinta. padahal ia hanyalah ungkapan yang bersifat halus dan jujur yang mencerminkan hasrat seksual yang sama-sama dimiliki oleh manusia dan binatang.
Oleh karena itu, pembicaraan tentang apapun tentang cinta harus dimulai dengan pembicaraan tentang sisi kemanusiaan manusia. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mencerminkan kemuliaan dan keistimewaan manusia seperti cinta. Sementara upaya mengaitkan antara cinta dan seks merupakan upaya yang merendahkan sisi kemanusiaan manusia dan menghilangkan nilai (makna) luhur cinta. Cinta dan kemuliaan merupakan dua hal yang selalu berkaitan. Setiap kali manusia melepaskan dirinya dari nilai-nilai moral dan akhlaq dengan mengatas-namakan MAKING LOVE (bercinta), dan setiap kali manusia membebaskan dirinya dari sikap menjaga diri dan perilaku mulia, maka sungguh dia telah melepaskan dirinya dari perkemanusiaan dan kehormatan manusia itu sendiri. Meskipun orang-orang pandai dalam menamai sesuatu dengan berbagai macam penamaan, namun kita tetap tidak mungkin menamakan zina dengan cinta, sejauh apapun kita mengolah kata dan menyamarkannya.

No comments:

Post a Comment

Daftar Isi