Saturday, October 22, 2011

Mamfaat Malu

Assalamualaikum..
Rasulullah SAW bersabda, ''Hendaklah kamu merasa malu kepada Allah SWT
dengan malu yang sebenarnya.'' Para sahabat menjawab, ''Ya Nabiyullah,
alhamdulillah kami sudah merasa malu.'' Kata Nabi, ''Tidak segampang itu. Yang
dimaksud dengan malu kepada Allah SWT dengan sebenarnya malu adalah
kemampuan kalian memelihara kepala beserta segala isinya, memelihara perut dan
apa yang terkandung di dalamnya, banyak-banyak mengingat mati dan cobaan (Allah
SWT). Siapa yang menginginkan akhirat hendaklah ia meninggalkan perhiasan
dunia. Siapa yang telah mengamalkan demikian, maka demikianlah malu yang
sebenarnya kepada Allah SWT.'' (HR Tirmidzi dari Abdullah bin Mas'ud).
Hadis tersebut menggambarkan betapa besarnya manfaat rasa malu dalam
mengontrol kehidupan seorang Muslim. Mulai dari cara berpikir dan apa yang
dipikirkan, cara menjaga perut dari makanan haram, sampai sikap hidup yang
senantiasa ingat pada kematian, bisa dimasukkan sebagai refleksi dari rasa malu
kepada Allah SWT.
Semakin tinggi rasa malu seseorang kepada Allah SWT, semakin terjaga ia dari
perbuatan salah, semakin terpelihara ia dari makanan haram, dan semakin ingat ia
akan kefanaan dunia yang melenakan. Sebaliknya, semakin hilang rasa malu pada
seseorang, semakin tak terkontrol perilakunya, semakin terbiasa dengan makanan
haram, dan semakin lupa dengan akhirat.
Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan bahwa memelihara rasa malu kepada
Allah SWT akan mendatangkan kebaikan, baik bagi orang yang memeliharanya
maupun bagi orang lain. Sabda beliau, ''Malu tak akan datang kecuali dengan
kebaikan.'' (HR Muslim dari Imran ibn Husein). Dengan kata lain, rasa malu akan
mendidik seorang Muslim untuk menjaga perilaku, sikap, maupun ucapan.
Menurut Buya Mawardi Muhammad dalam Kitab Jawahir Alhadits, rasa malu
merupakan sesuatu yang mencegah seorang Mukmin dari perbuatan dosa lantaran
takut kepada Allah SWT. Ada ataupun tidak ada orang lain yang melihat, ia tetap
berpegang pada keyakinan bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya. Dia akan
senantiasa menyadari bahwa tak ada satu ruang pun yang luput dari pengamatan
Allah SWT.
Sedangkan kalau malu hanya berpatokan pada pandangan manusia, maka hal itu akan
melahirkan manusia-manusia yang bersikap munafik. Di depan banyak orang, dia
akan bersikap baik, santun, ramah, dan sebagainya. Begitu tidak terlihat banyak
manusia, dia akan berkhianat, korupsi, menyengsarakan orang lain, serta melakukan
kejahatan lainnya.
Rasa malu merupakan identitas bagi setiap Muslim. Rasulullah SAW bersabda, ''Bagi
setiap agama ada akhlak. Akhlak agama Islam adalah malu.'' (HR Malik dari Zaid ibn
Thalhah). Artinya, rasa malu merupakan bagian yang tak boleh terpisahkan dari diri
setiap Muslim.
Begitu hilang rasa malunya, maka hilang pula kepribadiannya sebagai seorang
Muslim. Ia akan terbiasa berbuat dosa, baik terang-terangan maupun tersembunyi.
Makanya, sangat wajar jika Rasulullah SAW murka terhadap orang yang tak punya
rasa malu.
Wassalam..

No comments:

Post a Comment

Daftar Isi